Pernahkah kau dihadapkan pada kenyataan yang tidak bisa kau rubah? Pernahkah kau melihat sesuatu yang tak pernah dapat kau bayangkan terjadi padamu?
Aku hidup sebatang kara, melihat dunia dengan cara yang berbeda, tanpa mengenal tawa dan canda, aku melihat mereka bagaikan adam dan hawa.
Dapatkah aku mengetahui setiap nafas yang kuhembuskan untuk siapa? Hari-hari begitu membosankan, semuanya biasa saja, hanya musik dan rokok yang selalu setia menemaniku.
Lagu yang sama terus terputar, for the first time milik the script, entah mengapa lagu ini menjadi lagu favorite di bulan ini, menggambarkan sesuatu yang tak bisa ku dapatkan.
Sore itu aku duduk di teras, tempat biasa aku menghabiskan waktu di sore hari, Hari ini begitu dingin, cuaca tak menentu pada setiap penghunjung tahun, jejak langkah kaki terlihat di kejauhan, sepertinya oang tersebut baru saja menginjak lumpur saat berjalan.
Dari kejauhan terlihat seorang gadis berjalan ke arahku, apa gerangan yang membuatnya melewati rumah tua yang kumuh ini?
Dia menawarkan pisang goreng hangat dan tempe goreng, serius? Gadis secantik ini penjual gorengan keliling?
Senyumnya begitu mempesona, tanpa sadar aku telah memesan gorengan yang ia tawarkan, "terima kasih" jawabnya.
"Tunggu dulu, maukah kau menemaniku duduk sebentar untuk mengobrol disini?" "Maaf aku masih harus berkeliling menjual gorengan ini" "bagaimana kalau aku membeli semuanya?" " Anda serius?" "Iya" "baiklah, mungkin aku akan duduk sebentar".
Dan begitulah awal mula percakapan kami di mulai, ternyata dia seorang yatim piatu dari kampung sebelah, dia berjualan gorengan untuk membantu panti tempat ia tinggal, tampaknya panti tersebut jauh dari perhatian pihak pemerintah, sehingga menyebabkan mereka harus mencari uang sendiri.
Tak sedikitpun aku melihat kesedihan dari raut wajahnya, dia begitu gembira dengan apa yang ia jalani kini, karena dia percaya bahwa tuhan selalu mempunyai rahasia pada setiap kisah manusia.
Berbeda denganku, bagiku tuhan telah membisikan jalan ceritaku terlebih dahulu.
Dalam setiap langkah yang kita ambil, keputusan yang kita buat, selalu ada konsekuensi yang menjadi tanggung jawab kita. Itulah mengapa kita harus berhati-hati dalam memilih setiap gerak.
Aku melihat kedamaian dalam mata gadis ini, kami berbincang-bincang begitu lama, saling mengenal satu sama lain.
Sungguh aneh, bagaimana mungkin orang yang baru saja aku kenal sore ini terasa seperti saudara yang telah lama terpisah.
Otak kami seperti tersambung oleh suatu kabel yang entah bagaimana bisa memancarkan signal yang sama satu sama lain, sehingga membuat kami bisa menangkap dengan baik setiap perkataan satu sama lain.
Ke esokan paginya pengacara keluarga datang kerumah sesuai permintaanku, aku menandatangani beberapa surat, serta mengubah beberapa kata.
Dan saat tulisan ini telah kau baca, maka aku telah tiada.
Terima kasih untuk waktu singkat menemaniku duduk di teras sore itu, akhirnya aku mengetahui untuk siapa aku bernafas selama ini.
Aku telah menyerahkan semua harta beserta aset-asetnya untuk di sumbangkan bagi kepentingan panti, semoga itu bisa bermanfaat di kemudian hari.
Maafkan aku jika kata perpisahan ini terlalu cepat, untuk pertama kalinya aku mengenal kembali tawa saat bersamamu sore itu.
Setelah kematian kedua orang tuaku hanya harta yang dapat mereka tinggalkan, tanpa kenangan indah bersama mereka.
Tapi kau telah mengenalkan aku kepada senyuman itu, senyuman hangat di sore itu, ternyata tuhan masih adil kepadaku.
Salam: Soemin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar